UN Kesetaraan Diubah

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh arif
Rabu, 28 Mei 2008 17:09:45 Klik: 2584
Mata Ujian Ditambah Geografi dan Matematika

Pada ujian nasional pendidikan kesetaraan atau UNPK untuk Paket C IPS setara SMA, mata pelajaran yang diujikan ditambah Geografi dan Matematika. Adapun syarat kelulusan UNPK sama seperti sekolah formal, yakni memiliki nilai rata-rata minimal 5,25 untuk semua mata pelajaran.

”Peserta UNPK juga tidak boleh mendapat nilai di bawah 4,25. Jika ada nilai 4, maka nilai mata pelajaran lainnya minimal 6,” kata Direktur Pendidikan Kesetaraan Departemen Pendidikan Nasional Ella Yulaelawati di Jakarta, Selasa (27/5).

Menurut Ella, penambahan mata pelajaran yang diujikan ini tujuannya agar kualitas UNPK lebih baik dan lulusannya memiliki kompetensi tinggi.

Pelaksanaan UNPK Paket C setara SMA akan diselenggarakan pada 24-27 Juni. Adapun UNPK Paket A setara SD dan Paket B setara SMP akan diselenggarakan pada 1-3 Juli.

Ujian Paket C IPS meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Adapun Paket C IPA meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Kimia, Fisika, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Ujian Paket A untuk setingkat SD meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, IPA, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Paket B setara SMP meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

M Yunan Yusuf dari Bidang Pendidikan Kesetaraan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengatakan, penyelenggaraan UNPK ini harus setara dengan sekolah formal. Dengan demikian, lulusannya tidak disepelekan, tetapi kualitasnya benar-benar diakui setara dengan lulusan SD, SMP, dan SMA.

DISOSIALISASIKAN

Perubahan-perubahan penting dalam pelaksanaan UNPK hingga saat ini belum tersosialisasikan dengan baik, terutama tentang syarat kelulusan dan penambahan mata pelajaran yang diujikan. Lambannya sosialisasi perubahan yang dibuat BSNP itu menimbulkan kebingungan pada banyak penyelenggara pendidikan kesetaraan di berbagai daerah.

”Penambahan mata pelajaran yang diujikan belum disosialisasikan sehingga sangat merugikan siswa,” kata Buhai Simanjuntak, Ketua Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Seluruh Indonesia.

Keluhan serupa disampaikan Yayah Komariah, Ketua Komunitas Homeschooling Berkemas. ”Pelaksanaan UNPK yang menunggu pengumuman kelulusan siswa sekolah formal membuat warga belajar kami menjadi korban. Siswa menjadi tidak punya banyak pilihan untuk ikut ujian masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya,” kata Yayah.

Sumber: kompas.com, Rabu, 28 Mei 2008 (ELN)
 
Berita Berita Populer Lainnya