Kantin Kejujuran Ala SD Percobaan

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh arif
Rabu, 17 Desember 2008 05:15:13 Klik: 2320
Kantin Kejujuran Ala SD Percobaan
Klik untuk melihat foto lainnya...

Tidak seperti kantin kejujuran di sekolah, yang memang merupakan kerja sama dengan Kejaksaan Tinggi, kantin kejujuran di SDN Ujung Gurun Padang, sudah ada jauh sebelum program tersebut diluncurkan. Kantin kejujuran dicetus Kepala SDN Ujung Gurun Padang, Saparman, setelah ia sukses menyelenggarakan buku kejujuran bagi siswanya.

Teng… teng... teng, sekitar pukul 11.30, siswa SDN Percobaan Padang berhamburan keluar kelas. Mereka berlari menuju sudut sekolah tempat berjejernya aneka ragam makanan yang dipajang meja kayu atau yang biasa disebut kantin. Di sebelah deretan kue, tiga kotak karton ukuran sedang, yang masing-masingnya berisi uang Rp5.000 dan Rp1.000 dan uang recehan tersusun rapi.

Kantin tersebut tidak ada yang menjaga, namun di situlah istimewanya. Siswa mengambil sendiri makanan yang disukainya, kemudian menaruh uang di kotak yang telah disediakan. Jika mereka butuh kembalian, mereka mencari sendiri di masing-masing tiga kotak uang tersebut. Tidak ada pengawas sama sekali, masing-masing siswa memang dituntut kejujuran, sesuai dengan nama kantin tersebut, “Kantin Kejujuran”.

Kantin kejujuran di SDN Percobaan telah berdiri sejak Januari 2007, ide pendirian kantin digagas kepala sekolah. Saat itu ia melihat keberhasilan program buku kejujuran yang dilaksanakan Juli 2006. Sebuah buku yang berisikan data tentang uang dan barang yang ditemukan siswa di lingkungan sekolah. Jika salah seorang siswa menemukan barang atau uang yang tercecer di lingkungan sekolah, siswa tersebut mengisi buku kejujuran. 

Usai itu, ia mengumumkan lewat pengeras suara bahwa ia menemukan uang, namun jumlahnya tidak disebutkan. Jika temannya merasa ada kehilangan, maka ia akan menghubungi guru dan menyatakan bahwa ialah yang kehilangan. Kemudian jika jumlah uang disebutkan cocok, siswa pun mendapatkan uangnya kembali.

“Sukses buku kejujuran, yang menginspirasi saya untuk membuat kantin kejujuran. Pada prinsip saya, berbuat jujur sudah harus ditanamkan sejak usia dini. Pelaksanaannya pun sukses, saya tidak hanya mendapatkan siswa yang jujur namun juga siswa yang pandai berhitung, sebab mereka sendiri yang melakukan transaksi,” ujar Kepala SDN Percobaan Padang, Saparman kepada Padang Ekspres, Sabtu (12/12).

Perkembangannya pun tidak hanya sekadar kejujuran, sekolah pun melihat bahwa tidak semua jajanan yang mereka sediakan sehat. Menyelamatkan siswa dari bahan pengawet dan zat pewarna, maka jajanan yang disediakan tidak lagi berasal buatan pabrik, tetapi jajan sehat yang dititipkan pengusaha rumahan. Jenisnya pun beragam mulai dari bakwan, kerupuk ubi, goreng pisang hingga roti goreng. Kantin kejujuran dikelola sekolah yang berada di bawah unit koperasi sekolah.

Pengelola kantin kejujuran yang sekaligus guru di SDN Percobaan menjelaskan setiap pagi, ia menyiapkan modal untuk uang kembalian sekitar Rp20 ribu. Masing-masing Rp10 ribu pecahan ribuan dan Rp10 ribu lagi recehan. Satu setengah tahun berjalan, kantin sekolah belum pernah mengalami kerugian. Paling, saat awal penerimaan murid baru, Juli lalu, jumlah uang kurang sekitar Rp3.000 itupun tidak setiap hari.

Usut punya usut ternyata murid kelas satu, belum begitu fasih menghitung uang kembalian, sehingga tidak salah, jumlah uang yang mereka ambil lebih. Namun seminggu kedepan, jumlah uang kotak pun malah berlebih, ternyata siswa yang merasa salah hitung mengembalikan uang ke kotak tersebut. “Ke depan kita pun ingin meningkatkan kejujuran menjadi kemandirian dengan mendirikan mini restoran.

Sistemnya pengelolaan sama dengan kantin kejujuran, namun jenis jajanannya pun ditingkatkan, seperti lontong serta nasi goreng. Mereka ambil sendiri dan bayar sendiri,” ujar Kasek. Ia bersama guru-guru lain merasakan betul manfaat kantin kejujuran, tidak ada istilah kehilangan di sekolah. Semua berlaku jujur, bahkan ketika salah seorang guru menguji siswa dengan meletakkan sejumlah uang di dalam buku latihan, mereka mengembalikannya, sebab bukan milik mereka. (***)

Sumber: Padang Ekspres

 
Berita Berita Terkini Lainnya