Guru Abaikan Pembentukan Karakter Siswa

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh arif
Selasa, 18 Nopember 2008 05:34:31 Klik: 1937
Klik untuk melihat foto lainnya...

Pendidikan di sekolah bukan cuma memberi pengetahuan, tetapi melengkapi siswa dengan keterampilan, kemampuan, dan karakter. Sayangnya, para guru dewasa ini terjebak untuk mengajarkan pencapaian nilai akademik tinggi, sedangkan masalah non-akademik pembentukan karakter, kepribadian, sikap, etos kerja, nasionalisme, termasuk soft skill terabaikan.

”Pendidikan merupakan pemberi harapan terhadap kecerahan masa depan bangsa. Ini tidak semata menguasai pengetahuan dan teknologi, tetapi memiliki karakter manusia Indonesia yang kuat. Untuk itu, kita memerlukan pendidik yang cerdas dan berkarakter kuat,” kata Baedhowi, Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, pada seminar di Universitas Terbuka jalan Pondok Cabe, Tangerang, Banten, Senin (17/11).

Menurut Baedhowi, sejak tiga dasawarsa ini, semua pihak risau terhadap kualitas pendidikan yang merosot. Namun, upaya peningkatan mutu pendidikan lebih memprioritaskan kemampuan akademik siswa. Jika pembangunan karakter dilakukan melalui pendidikan dan siswa menjadi salah satu sasaran utama, kata Baedhowi, untuk mewujudkannya butuh pendidik yang bermutu. Pendidik harus cerdas, berkarakter, dan mempunyai cita-cita mencerdaskan peserta didik.

St Sularto, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas, menjelaskan, membangun optimisme masa depan bangsa lewat pendidikan dengan mengembangkan sumber daya manusia tidak bisa dilakukan secara gegabah, apalagi demi kepentingan politik praktis, sempit, dan jangka pendek. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu mengembangkan potensi masyarakat, menumbuhkan kemauan, dan membangkitkan nafsu generasi bangsa untuk menggali berbagai potensi.

Atwi Suparman, Rektor UT, mengatakan, dalam rangka menciptakan generasi baru yang berkarakter dan beradab, perlu dikembangkan pendidikan di sekolah dengan model pembelajaran substansif. (***)

Sumber: Koran Kompas (ELN)
Edis: Selasa, 18 November 2008 

 
Berita Berita Terkini Lainnya