Pustaka Keliling Dibahas Di Tingkat Asia

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh arif
Selasa, 11 Nopember 2008 04:42:25 Klik: 1137
Klik untuk melihat foto lainnya...
Sejak kemarin, sedikitnya 500 pustakawan se-Asia Tenggara  berkumpul di Yogyakarta untuk membahas pengembangan perpustakaan keliling dan penyusunan dongeng (foklor).

Para pusatakawan yang dijadwalkan bakal hadir antara lain dari Brunei Darussalam, Kamboja, Thailand, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Vietnam.

Sekjen Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Zulfikar Zen mengungkapkan, seminar para pustakawan dimulai Senin (10/11) hingga Rabu (12/11) , mengangkat tentang perpustakaan keliling dan cerita dongeng karena keberadaannya sangat penting.

Di sisi lain, seminar juga digelar terkait dengan rencana pemerintah untuk merealisasikan 20% dana APBN dan APBD untuk sektor pendidikan. Sebagian dari dana tersebut setidaknya diperuntukkan bagi perpustakaan.

Apalagi, dalam undang-undang dinyatakan minimal 5% anggaran sekolah atau 10 persen anggaran perguruan tinggi diperuntukkan bagi perpustakaan.

"Perpustakaan keliling adalah salah satu jenis layanan dari perpustakaan yang mengantarkan bahan bacaan kepada pembacanya. Perpustakaan keliling dapat dalam bentuk mobil, sepeda motor, sepeda ontel, kapal dan perahu apung, atau sarana lain. Sehingga komitmen pemimpin daerah diperlukan untuk mendukung keberadaan perpustakaan keliling dalam upaya meningkatkan kualitas SDM (sumber daya manusia)di daerah," jelas Zen.

Zen juga mengatakan, dengan adanya perpustakaan keliling masyarakat pedesaan yang jauh dari perkotaan terisolir dan memiliki keterbatasan ekonomi bisa menikmati layanan perpustakaan.

Sejak otonomi daerah, ujarnya, telah terjadi ketidakmerataan pembangunan perpustakaan di daerah. Padahal, perpustakaan termasuk urusan wajib bagi perangkat daerah.

"Perpustakaan keliling di Indonesia baru ada kurang lebih 200. Masih banyak pemerintah daerah dan pimpinan lembaga pendidikan yang belum jadi peduli terhadap Perpustakaan," katanya.

Sementara itu, Pengurus Perpustakaan Nasional Samsul Bahri mengungkapkan, keberadaan perpustakaan keliling sangat menentukan peningkatkan jumlah minat baca.

"Perpustakaan keliling memang sengaja diperuntukan guna mendekatkan masyarakat terhadap sumber bacaan, karena tidak semua masyarakat bisa meluangkan waktunya untuk mengunjungi perpustakaan," jelasnya.

Ia mengungkapkan pula, Indonesia masih kekurangan pustakawan. Jumlah pustakawan saat ini hanya sekitar 3.600 orang. Perbandingannya, satu pustakawan melayani 70.000 orang. Padahal, idealnya, satu pustakawan melayani 150 orang.
 
Sumber: Media Indonesia (SO/OL-01)
 
Berita Berita Terkini Lainnya