Data Siswa Diumbar, Blogger Teriak

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh admin
Senin, 13 Oktober 2008 13:23:13 Klik: 1948
Klik untuk melihat foto lainnya...

Jakarta - Adanya data siswa sekolah yang bisa diakses secara bebas di internet membuat banyak pihak menyuarakan protes mereka lewat blog. Kekhawatiran soal penculikan dan paedofilia pun meruak.

Kabar soal adanya data jutaan siswa sekolah Indonesia yang bisa diakses secara bebas, pertamakali diungkapkan oleh blog Treespotter. "Hal ini sungguh sangat serius dan saya heran mengapa Kementerian melakukan hal itu. Saya tidak akan mencantumkan link apapun dengan alasan yang sudah jelas dan saya menyarankan semua orang juga melakukan hal yang sama. Ini adalah soal anak-anak usia 6 hingga 19 tahun, (cakupannya) nasional. Lakukan dengan hati-hati," tulis blog itu.

Blog-blog lain pun segera bereaksi. salah satunya berharap adanya cara yang lebih aman dalam pertukaran data. "Saya tidak ingin bersikap negatif, namun saya yakin bahwa anak-anak sudah layak dan sepantasnya mendapat perlindungan maksimal dan dijauhkan dari pertukaran data secara tidak perlu seperti yang dilakukan oleh Depdiknas. Jika dalam pandangan Depdiknas, data itu perlu dipertukarkan, maka sudah seharusnya mereka memikirkan cara yang jauh lebih aman dan sepatutnya agar hanya dapat diakses oleh yang sungguh-sungguh berkepentingan," sebut blogger dalam blog 3Popok.

Khalid Mustafa, seorang blogger yang sempat terlibat dalam program Data Pokok Pendidikan, juga menyampaikan suaranya. Menurut Khalid, permasalahan ini berawal sejak penerepan Nomor Induk Siswa Nasional. Ketika itu pihaknya sudah melakukan pembatasan akses sehingga hanya data nomor induk, nama, jenis kelamin dan jenjang saja yang bisa diakses di situsnya.

"Rupanya, masih ada yang terlewat sewaktu penutupan akses siswa tersebut, yaitu format xls yang digunakan agar setiap sekolah dapat mengunduh data siswa masing-masing dan memperbaiki format yang ada kemudian mengirimkan kepada dinas pendidikan Kabupaten/Kota. Seharusnya format ini juga ditutup dan hanya diberikan sesuai dengan tingkat login yang ada," tulis Khalid dalam blognya.

Mantan wartawan senior Budi Putra pun menulis dalam blognya, bahwa insiden ini adalah kebodohan di era media baru. "Bahkan anak remaja saja tahu untuk tidak mencantumkan alamat dan tanggal lahir mereka di profil Friendster," tulis Budi di Budiputra.com.

Blogger dan orang tua cemas lainnya mengaitkan ketersediaan data ini dengan rawannya kasus penculikan siswa sekolah hingga kejahatan seksual pada anak-anak. "Parahnya, seiring berkembangnya teknologi, Pemerintah yang sudah seharusnya melindungi para rakyatnya ini, malah memberikan secara cuma-cuma data anak-anak rakyatnya, untuk dimangsa oleh para pedofil ini melalui Jardiknas..!!" sebut blog Kaitou menanggapi insiden ini.
( wsh / ash )

sumber : http://www.detikinet.com/read/2008/10/13/131045/1019212/399/data-siswa-diumbar-blogger-teriak

 
Berita Berita Terkini Lainnya