Workshop Regional Billingual Science & Math di Serambi Mekkah, Menuju Pembelajaran Berstandar Dunia

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh wirnadianhar
Senin, 22 September 2008 04:27:05 Klik: 2449
Workshop Regional Billingual Science & Math di Serambi Mekkah
Klik untuk melihat foto lainnya...
Kenapa banyak guru di tanah air masih sulit berbahasa Inggris, terutama untuk bahasa pengantar mata studi sains dan matematika? Kendala utama, kebanyakan guru menganggap yang terpenting menguasai tata bahasanya.  Akibatnya, meski sudah kerap ditatar, mereka masih kurang mampu berkomunikasi. Kondisi ini diperparah dengan kurang kreatifnya guru dalam mengajar bahasa Inggris.

Contohnya, selama ini guru matematika mengenal 2+2=4 dengan sebutan; two plus two is four. Meski tidak salah, tapi kurang lazim dipakai di lintas negara. Makanya, guru harusnya kenal istilah lain, seperti two put together two is four.  Ini salahsatu input menarik dari seminar/Workshop Regional Billingual Science & Math dengan trainer Mr Muhammad Edwar MA, Kepala Program Bilingual Whiller Secondary Collegue Melbourne University, Australia, dan Hendri MA dari LBA-LIA Bukittinggi di PTSM Padangpanjang, 15-16 September lalu.

Diikuti sekitar 100 orang guru sains, matematika dan bahasa Inggris SLTP/SLTA se-Sumbar, termasuk Pesantren Terpadu Serambi Mekkah (PTSM), seminar/workshop ini menyuguhkan dua materi; teaching bilingual science and macth (pengajaran sains dan matematika dalam bahasa asing), dan promoting higher order thinkin in designing cross curricula unit (Rancangan model pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengasah ketajaman berpikir siswa.

PTSM sendiri menggelar seminar/workshop ini menurut Pimpinan Perguruannya, H Sehabudin, karena ingin berbagi dan maju bersama dengan SMP/SMA lain di Sumbar dalam program ini.  Selain itu, sesuai prinsip kemandirian pesantren, PTSM ingin jadi penggerak dan membantu pemerintah untuk program ini.

Atas prakarsa itu pula Wali Kota Padangpanjang, H Suir Syam saat membuka seminar/workshop tersebut menyampaikan terimakasih. Sebab kegiatan ini terobosan baru dalam upaya mewujudkan sekolah berstandar nasional/internasional. Dan itu sejalan dengan visi utama kota ini sebagai pusat pendidikan.

Pada materi teaching bilingual/science and math, M Edwar memberikan kiat-kiat bagaimana mengajarkan sains dan matematika dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Sejalan itu juga diperkenalkan istilah-istilah maematikaa (math register) yang lazim dipakai pada pengajaran konsep hitungan dalam bahasa Inggris, termasuk juga model materinya.

Dari training ini diharapkan, guru sains dan matematika tadi dapat memiliki motivasi kemampuan berbahasa Inggris, sekaligus memiliki keterampilan berpikir.  Sedang pada materi promoting higher order thinkin in disigning cross curricula unit, pada pola ini siswa dituntut berpikir kritis, kreatif, mampu menemukan ide-ide baru, menyusun rencana untuk masa depan, dan mampu membuat keputusan.

Untuk menyiapkan siswa dengan karateristik tadi, dalam training para guru diberikan bimbingan teknis pembelajaran dengan sistem jaringan topik. Lewat  sistem ini siswa diajak menyorot dan membahas sebuah persoalan ditinjau dari berbagai sudut disiplin ilmu.  Contohnya, untuk topik persoalan kemiskinan dan upaya pemberantasannya, dapat ditinjau dari sudut ilmu agama (Islam), ekonomi, antropologi, sosiologi, geograpi, biologi, matematika dan lainnya. Tidak cuma itu, untuk lebih mengenal persoalan juga diundang unsur si miskin tadi, seperti pengemis untuk bercerita kepada siswa tentang kehidupan mereka.

Lewat model pembelajaran seperti ini, siswa di samping akan memiliki cara berpikir kritis, juga tidak merasa terasing dengan realita kehidupan di sekitarnya. Lebih dari itu, siswa juga akan terangsang untuk ikut peduli pada persoalan kemiskinan, tidak cuek. Di barat atau negara maju, sistem pembelajaran jaringan topik menurut Edwar, sudah lama berjalan di sekolah-sekolah. Tapi di tanah air, Irwandi SS MPd dari Sekretaris Perguruan PTSM sendiri mengungkap, masih relatif baru, jauh lebih baru ketimbang pengajaran sains dan matematika dalam bahasa Inggris.

Salah satu di antara sedikit sekolah yang sudah merealisir pembelajaran jaringan topik itu menurut Irwandi adalah di SMA Internat Alkausar, Sukabumi, Jawa Barat.  Pada Pesantren Serambi Mekah sendiri, pola pembelajaran jaringan topik juga baru akan direalisir mulai penghujung 2008 ini, yang direncanakan minimal sekali sebulan. Demikian juga dengan menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pengajaran mata studi sains dan matematika, yang juga akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2008/2009 ini.

Tapi kalau untuk komunikasi dalam kampus, bahasa Inggris sudah dijadikan sebagai alat komunikasi lebih setahun belakangan. Beda dengan bahasa Arab, selain sudah relatif intens dijadikan sebagai bahasa pengantar pembelajaran di Jurusan MAPK (Madrasah Aliyah Program Khusus) PTSM, juga sudah relatif lancar sebagai bahasa komunikasi harian.
Khusus upaya mewujudkan bahasa Inggris jadi bahasa pengantar sains dan matematika di SMP/SMA-PTSM, di samping pengembangan kemampuan berkomunikasi sehari-hari di kampus, menurut Irwandi selain sudah lama punya labor bahasa (1 unit dengan kavasitas 25 orang sekali masuk), juga sudah punya lembaga bahasa semi otonom yang didukung sekitar 5 orang pakar bahasa Inggris dan Arab. (***)

Sumber : Padang Ekspres edisi Senin / 22 September 2008

 
Berita Berita Populer Lainnya