Dibagi dalam Bentuk CD, Dicetak untuk Dipinjamkan

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh wirnadianhar
Jumat, 01 Agustus 2008 06:02:13 Klik: 1295
Dibagi dalam Bentuk CD, Dicetak untuk Dipinjamkan
Klik untuk melihat foto lainnya...

Menyiasati Keterbatasan Akses BSE
Kehadiran BSE, secara teori tentu lebih murah dibanding harus membeli sebuah buku versi cetak. Namun praktiknya, untuk bisa mendapat gratis BSE dengan cara mendownload juga bukan hal mudah. Apalagi dengan koneksi internet di sekolah yang rata-rata minim, kegiatan mendownload ini sering menjadi kendala. Pilihan memanfaatkan koneksi di warung internet, tentu membutuhkan biaya tambahan.
“Dengan loading yang lambat, mengakses di warnet pun membuat biaya aksesnya relatif mahal. Alternatif lain agar tetap murah, siswa menggandakan saja dari materi yang sudah saya download,” jelas Pujo Suprapto SPd.
Pihak sekolah, kata Pujo, belum berencana mendistribusikan materi tersebut berupa kertas. Sementara waktu, Pujo akan membagikan materi tersebut berupa softcopy. ”Siswa dapat memilih untuk mencetak kemudian digandakan atau cukup dibaca melalui komputer,” kata Pujo.
Sebenarnya ada keinginan membagikan materi tersebut tanpa ada tarikan pada siswa. Tetapi, sekolah tidak mungkin mengganti biaya penggandaan buku untuk semua siswa, karena membutuhkan biaya tidak sedikit. ”Pendistribusian materi ini masih perlu dibicarakan dengan kepala sekolah,” katanya.
Menurut Pujo, program buku elektronik memiliki kelemahan, karena kurang memadainya sarana dan prasarana. ”Di SMA Negeri 5 memiliki komputer yang sudah tersambung dengan jaringan internet. Namun, tidak demikian dengan sekolah yang minim fasilitas seperti ini. Apabila menyiasati dengan memanfaatkan jasa warung internet, biaya yang dikeluarkan tentu relatif mahal,” ungkapnya.
Alangkah lebih baik jika ada bantuan dari pemerintah daerah (Pemda), terutama Dinas Pendidikan untuk membantu ketersediaan materi buku elektronik. Sekolah tidak perlu susah payah mengunduh melalui internet, melainkan ada pendistribusian compact disc (CD) yang terisi materi buku elektronik.
”Lantas sekolah menindaklanjuti untuk disebarluaskan ke siswa. Dengan demikian akan menghemat waktu, karena KBM dapat segera berlangsung dengan menggunakan materi dari buku elektronik itu. Pelayanan sekolah kepada siswa juga berjalan maksimal,” tuturnya.
Ide lain adalah dengan mencetak buku elektronik tersebut. Pemberlakuan buku elektronik cetakan senada dengan buku paket selama ini senantiasa tersimpan di perpustakaan. ”Penggunaan buku tersebut tidak diberikan pada siswa, melainkan siswa diberi pinjaman buku sesuai kebutuhan,” kata Pujo.
Model peminjaman ini tentu membatasi cara pemakaian siswa. Siswa tidak diperbolehkan mencoret buku gandaan dari buku elektronik, karena akan dipergunakan adik kelas mereka di masa mendatang. ”Lebih baik lagi dicetak dan dibagikan gratis sesuai jumlah siswa. Tentu ini menghasilkan banyak manfaat bagi siswa,” tukasnya.
Menurut Pujo, dana penggandaan buku elektronik dapat berasal dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD). ”Pemda menganggarkan kebutuhan buku dan disertakan dalam anggaran pendidikan sebesar 20 persen. Dengan demikian dapat mengangkat angka anggaran pendidikan,” harap Pujo. .tia-KP

Sumber : Koran Pendidikan edisi 30 Juli 2008

 
Berita Berita Populer Lainnya